Rabu, 11 Januari 2012

'' Halo, Siapa Namamu? ''

Aku menatap langit-langit kamar tidurku, ini malam ketujuh. Aku masih belum percaya dapat memilikinya, memiliki rumah ini.

Jam dinding di tembok di atas cermin menunjukan pukul dua dini hari, aku paku pandanganku pada jarum yang terus bergerak. Berputar, kembali lagi, statis. Lantai kayu yang dingin sempat membuatku malas beranjak; kalau saja mengisi perut itu tidak penting. Sejak siang memang tidak ada makanan yang masuk selain keripik kentang di mobil, terlalu sibuk. Alasan klasik.

Langkahku terhenti di ruang makan, menyipitkan mata berusaha melawan cahaya lampu yang benderang memedihkan.

'' Oh, kau juga lapar? '' tanyaku sambil membuka kulkas, mengambil selai cokelat dan meletakannya di meja. Aku tarik kursi tepat di sebelahnya duduk, mengambil roti dan mulai mengoles selai. Kulirik kopi di cangkirnya diam-diam, setengah kosong, pikirku.

'' Kau aneh sekali... '' lanjutku padanya, '' bukannya kopi hanya akan membuatmu insomnia? ''.

Dia menengok ke arahku, dari sudut mataku terlihat dia tersenyum yang membuat wajahnya aneh. Dengan wajah setampan itu, dia akan lebih menawan kalau tidak tersenyum lebar seperti anak-anak. Selama kepindahanku, dialah yang tak pernah absen menemaniku. Berdua di dalam rumah yang lumayan besar ini kadang terasa kurang, harusnya ada banyak keluargaku di sini.

'' Kau pasti pernah bertemu mereka '' aku menunjuk foto keluarga di meja yang penuh hiasan-hiasan kecil. '' Mereka semua--kecuali aku, sudah meninggal. Kecelakaan. ''

Kutelan kunyahan roti terakhir, menghela nafas dan membuang semua kesedihan yang tiba-tiba menyeruak memenuhi dada.
Menggiring airmata memenuhi kelenjarnya.
'' Terima kasih telah menerimaku di sini, tapi sepertinya ada yang terlupa...'' aku menoleh padanya, menunggu dia membalas tatapanku. '' Halo, siapa namamu? ''

Dia menoleh, menatapku dengan mata kosongnya, dan... Hilang.

(Tantangan #15haringeblogFF)
Day #1

5 komentar:

  1. mmmm..... entah. aku ngerti maksudnya dia juga sudah meninggal seperti yang lain yang ad adi foto. tapi, kenapa dia di situ, menemani tinggal di rumah baru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @latree : hai, makasih ya komennya :)

      'Aku' di situ masih hidup, yang nemenin itu yang udah meninggal. Dia penghuni asli rumah, makanya aku tulis ''terima kasih telah menerimaku...'' yang berarti dia memperbolehkan ada penghuni baru di sana. :)

      Hapus
  2. yang agak membingungkan saya ada pada bagian ini:

    '' Kau pasti pernah bertemu mereka '' aku menunjuk foto keluarga di meja yang penuh hiasan-hiasan kecil. '' Mereka semua--kecuali aku, sudah meninggal. Kecelakaan. ''

    Kalau 'aku' masih hidup dan penghuni baru, lalu 'aku' pada bagian yg saya kutip itu bagaimana posisinya? maaf kalau saya agak lola :D

    BalasHapus
  3. pernah bertemu itu maksudnya di alam nyata atau di alam fana ya? :D

    BalasHapus
  4. @inge : hai, Inge..makasih ya udah baca ceritaku.

    Jadi gini, di sini keadaannya memang 'Aku' sedang berdua dg katakan saja 'Hantu'. Kami berbincang, lalu aku menunjuk sebuah foto keluarga di meja.
    ''mereka semua--kecuali aku, sudah meninggal'' , maksudnya adalah seluruh keluargaku sudah meninggal kecuali aku yg saat itu sedang bercerita.

    Pertanyaan kedua: 'pernah bertemu mereka', iya, di dunia fana. Karena lawan bicaraku adalah hantu dan keluargaku sudah meninggal :)

    kalau masih bingung boleh nanya lagi, maaf ya udah bikin bingung. *sungkem*

    BalasHapus