Cinta itu sederhana, rasa antara dua manusia yang tak sanggup dilukiskan dengan kata-kata. Cinta itu tak serumit rajutan selimut ataupun tenunan kain. Jika dapat benar-benar merasakannya, cinta hanyalah ketulusan yang datang dalam diri. Hati yang terus menerus memberi, jiwa yang selalu ingin mengisi, atau jemari yang ingin terus menggenggam. Cinta tidaklah sesulit memisahkan minyak di dalam air, tentu saja jika kamu tahu cara merawatnya.
Bagiku, cinta adalah kamu. Raut wajah yang sayu karena lelah, juga nafas halus penanda lelap tidurmu. Kamu adalah bentuk nyata dari sebuah angan, tanda bahwa khayalanku juga tidaklah dapat sesempurna lukisan. Cinta adalah kamu, kelemahan yang membuat rasa hormatku kepadamu setara dengan ibuku sendiri. Aku melihatmu dari sisi lain hidupmu, bahkan bersebrangan dengan sisimu. Cinta adalah kamu, kamu yang selalu mengeluh dan tidak pernah siap menghadapi kenyataan dunia, kamu yang masih sering goyah saat meniti jalan hidupmu.
Bagaimana aku dapat menyebutnya cinta?
Karena cinta itu sederhana, sesederhana menciptakan rinduku di kala sepi. Semudah menghiraukan garis pensil di lembaran buku gambar yang bersih.
Mungkin benar aku terlalu banyak berwacana, nyatanya kamu masih melihat cinta itu dari sisi yang berbeda. Tapi, apa? Aku belum bosan menyebutnya sederhana, sesederhana guratan senyum di ujung bibirmu, dan mungkin akan terus seperti itu.
_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar