Rabu, 07 Maret 2012

Perubahan

Sejak kamu berubah, aku merasakan sudah tidak lagi sama. Tentang kita, tentang kamu, tentang apa yang sedang berjalan di antara aku dan kamu.

'' Selamat pagi, '' sapamu pagi ini. Secangkir kopi kulihat sudah habis setengahnya, bersisian dengan sketch book yang masih sibuk kamu coret-coret. Kacamata geek-mu masih bertengger sejak semalam, kebiasaan yang sudah berjalan 6 bulan sejak hobi menulismu membelok ke hal berbau desain.

Tidak ada kopi untukku pagi ini.

Siangnya, aku tak menerima pesan berasal dari nomormu. Sepertinya kamu sudah menjadi pelupa sejak sketch book dan software baru di komputermu membuatkan dunia baru untukmu.

Tidak ada pesan mengingatkan untukku makan, siang ini.

Sorenya, aku menemukan rumah kosong, kamar rapi dan kosong, dapur tempatmu biasa membuat kue kosong, ruang kerja tampatmu tertawa berjam-jam karena lelucon dunia maya juga kosong.

' Aku pergi ke acara komunitas, makanan sudah siap di meja makan, ' tulismu di secarik kertas berwarna biru muda yang ditempel di pintu kulkas.

Tidak ada yang menemaniku makan malam, sore ini.

sore berganti malam, kemudian larut menjelang; kamu baru pulang dengan gulungan kertas panjang dan senyum menyimpul. Aku menyapamu seperti biasa, memelukmu, melupakan kopi, pesan pengingat, ataupun teman makan malam.
Aku mendengarkan tiap cerita yang kamu tuturkan di atas tempat tidur; tentang teman baru, tentang hobi baru, tentang proyek yang tiba-tiba tercetus saat berkumpul dengan komunitas baru. Aku menahan diri untuk menyela, aku tak ingin berinterupsi tentang kekacauan yang aku alami di kantor hari ini demi melihat binar di wajahmu.

Tidak ada saling menceritakan hari, malam ini. Hanya kamu, dan ceritamu.

Hingga kamu tertidur, senyum itu belum menghilang lengkungnya. Bahkan kamu lupa mencium pipiku, Sayang. Perubahan perlahan sejak 6 bulan lalu membuatku harus kembali menjadi pengertian, sama seperti saat membiasakan diri hidup berdua setelah menikah denganmu.
Mengerti, menerima kalau manusia tidak diciptakan untuk tidak berkembang; untuk tidak berdiam; menerima kalau manusia juga memiliki pilihan.

Aku akan coba terbiasa dengan cangkir kosongku, dengan jam penunjuk waktu makan siang, dengan rumah kosong, juga dengan kecup sebelum tidur yang menghilang. Aku akan belajar lagi untuk mengerti, untuk kertas yang lebih sering kamu pandangi, untuk senyum yang bukan berasal dari lelucon kita. Aku akan melihat lagi pilihan yang sedang kamu jajaki, pilihan yang mengharuskan untuk meninggalkan Ms. Word dan beralih ke hal manual bernama sketch book.

Aku akan berbaur dengan segala perubahanmu, dengan semua kebiasaanmu yang tidak lagi sama, semata agar aku bisa terus mempertahankanmu tetap di sisiku. Selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar