Mana hati yang sudah terisi?
Mana ruang yang sudah terkunci?
Aku ingin melihatnya...
Kelabu sore ini sia-sia, tak ada hujan atau jingga senja, hanya gelap dan angin yang merontokkan dedaunan. Mendung ini menarik sedikit ingatanku kepadamu, tentang rasa yang dipendam dan tawa yang terlalu masam.
Hatimu terisi, iya..aku tahu. Aku melihatnya tanpa harus bertanya, juga tanpa perlu mengintip kisahmu. Mungkin jemarimu sudah terlampau sering menuliskan namanya di kertas rahasia, tersimpan di rak lemari dan terukir dalam di hati. Aku tahu dan aku tidak peduli, kalau rindu sudah memburu, apa yang harus ku takuti?
Setengah luka sudah dibuat, akulah pelakunya. Ku tutup dengan canda, ku lapis stempel bahagia, dan ku tampakan seperti tak ada apa-apa.
Mana masa lalu yang memenuhi hati? Kan ku cari nadi dan ku putus hingga dia mati.
Mana cerita yang kamu tulis dalam resah saat merindunya? Kan ku siram dengan tinta sampai tak dapat kamu bedakan titik, serta koma.
Mana senyum yang menyatu dengan gravitasi dan menarikku menghantam bumi?
Mana hati yang tak akan pernah dapat ku miliki?
Aku ingin melihatnya...
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar