Sepiku selalu menyusupi malam dengan sengaja, mencari sedikit celah yang aku sendiri tidak mampu menutupi.
Mungkin kerapuhan sudah bukan lagi rahasia, hingga sepi saja tahu adanya.
Aku pasrah tentang kesendirian, tentang hawa hambar yang sudah ku hafal kapan datang. Sayangnya, aku tak paham cara agar dia hilang. Biar getir membekukan jiwa, toh akupun akan terbiasa.
Jika ada obatnya, katakan kalau itu tidak ada pada senyumnya. Katakan kalau lensung pipit itu bukanlah jawabannya.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar