Senin, 19 Desember 2011

Dalam Gelap

Gelap sekali di sini, aku tidak dapat melihat apapun selain merasakan hawa dingin yang menusuk.
''Hai, sayang...''.
Suara merdu itu selalu berhasil menenangkan hati, bau parfum menyengat hidung saat dia mencium keningku. Mungkin parfum yang ku belikan sudah habis, kali ini wanginya berbeda.
''Olaaa..mamaa...''
Ingin sekali aku terbahak setiap bocah kecil ini berteriak 'Olaaa..' sebagai pengganti 'Haloo', entah siapa yang mengajarinya begitu. Awas saja nanti kalau sampai aku tahu.
''Aku dapet nilai 6, ga apa-apa kan, Ma? Mama masih sayang aku, kan?'' bisiknya di telingaku.
Jagoanku memang pandai merayu, sama seperti papanya. Like father like son.
Digenggamnya jemariku sembari tak henti-hentinya berceloteh mengenai sekolah dan teman-temannya, anakku cerewet sekali. Kali ini seperti mamanya, aku memberi contoh yang buruk ternyata.

Tidak ada alasan untuk tidak bahagia, aku punya segalanya dalam paket bernama keluarga. Matipun aku tak akan menyesal.
Di kecupnya pipiku, kanan, kiri, dahi, hidung lalu bibir. ''Mama tahu? Aku sayaaaaaang banget sama mama'' ujarnya lagi. Manis sekali.
Mama juga sayang banget sama kamu, Nak. Tak peduli meski kamu selalu menyisakan makanan saat sarapan, tak peduli meski kamu main lumpur dan dengan sengaja mengotori lantai... Mama masih sayang kamu, apapun alasannya, Selamanya.

''Gimana, Dok?'' suara merdu itu lagi, pantas aku tergila-gila padanya dulu. Sesederhana suara saja mampu membuatku bertekuk lutut, bayangkan saat tiba-tiba saja dia melamarku. Rasanya seperti ingin meledak menjadi titik-titik debu.

''Lumayan, tekanan darah dan detak jantungnya normal. Harusnya istri anda sudah sadar, kami akan lebih rutin mengecek kondisinya. Tetap berdoa, masih ada banyak harapan. Semoga ini tidak berlangsung lebih dari sebulan''

Jadi, sudah hampir sebulan? Tertidur seperti orang mati bukan hal yang menyenangkan, percayalah. Terakhir yang ku ingat, kepalaku terhantam pinggiran meja kaca. Itu saja. Setelah itu gelap sampai hari ini, hanya terasa oksigen yang masuk melalui hidung, juga infus di pergelangan tangan yang sedari tadi di usap jagoan kecilku ini. Aku rindu keluargaku, Tuhan.

''Meski mama ga ke sekolah buat ambil buku raporku...aku masih sayang mama, kok. Sayaaaaang banget...''

-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar