Rabu, 14 Desember 2011

Hidup Adalah Perjalanan

Mungkin inilah kehidupan, berjalan, lalu berjalan, dan terus berjalan.

Apa itu kehidupan? Apa itu bahagia? Definisi 'hidup' ada beragam, kamu, saya, dia, mereka, semua memilikinya. Dan saya tidak bisa memaksa orang lain setuju dengan devinisi saya, begitupun sebaliknya.

Untuk saya, hidup adalah perjalanan. Dalam perjalanan itulah saya mengerti tetang perbedaan cara pandang, mengenai apa itu hidup, dan apa itu kebahagiaan.
Kenapa disebut bahagia, sedang yang dipunya hanya sebungkus nasi saja? Kenapa disebut hidup, sedang tempat tinggal saja tak bisa di rengkuh?

Saya berjalan lambat, atau mungkin jalan ditempat. Saya memilih jalan memutar yang notabene lebih mudah, dari pada harus mengambil resiko memanjat tebing agar sampai lebih cepat. Tujuan kita sama, di puncak. Hanya saja saya tidak punya nyali melawan ketakutan akan resiko yang akan saya peroleh, bodohnya saya.
Langkah saya terlalu lambat, entah kapan bisa sampai disana. Saya takut jatuh, saya takut terperosok dan saya takut melanggar aturan. Bahagia di mata saya sekarang, mungkin sebatas celoteh orang sekitar dan gelak tawa sesudahnya. Mungkin lebih, sedikit.

Saya tahu jalan ini masih panjang, pendek pun bukan saya yang mengaturnya. Perjalanan kadang tak menghitung banyaknya waktu, tapi hanya ingin apa yang terdapat di dalamnya. Perjalanan terkadang harus di hentikan, ada guntur, mungkin juga badai yang menahan langkah untuk sejenak tinggal dan menarik nafas panjang. Perjalanan memang tak sesederhana menentukan tujuan, menghitung biaya ataupun menyiapkan rencana dan peta.

Ada jarak diantara garis awal dan garis akhir, diantara langkah pertama dan tapak terakhir, juga di antara Basmallah dan Hamdallah. Disana ada perjalanan, ada proses membingungkan, ada persimpangan pilihan, bahkan banyak kerikil tajam. Tujuan awal bisa saja berubah di tengah jalan, peta dan kompas bisa saja digantikan lumut yang (katanya) selalu mengarah ke peradaban.

Hidup memang sebuah perjalanan, kemana arah yang diinginkan belum tentu masuk dalam rencana Tuhan. Pilihannya hanya berjalan, terus saja berjalan sampai menemukan tujuan. Tujuan apa? Saya juga sedang mencarinya. Mungkin tak sama dengan keinginan, tapi konsep bahagia bukan pada hasil akhir, bukan? Menurut saya, bahagia merupakan akumulasi dari semua hal sebelum tujuan itu tercapai. Berawal dari niat, hingga proses, barulah sampai ke tujuan. Itu bahagia, bahagia versi saya.

Setuju atau tidak, saya tidak peduli, toh orang bebas berpendapat. Saya memiliki hidup, serta kebahagiaan sendiri. Juga orang lain, tidak mungkin ada kesamaan volume bahagia pada masing-masih manusia. Tidak ada standarisasi, juga patokan untuk seseorang boleh mulai merasa bahagia.
Kita ada di perjalanan sendiri-sendiri, kemana langkah akan di arahkan hanya diri kita yang tahu, hanya kaki kita yang menapak. Jalani saja, nikmati saja.

-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar