Kali ini nulis yang agak beda. Pake gue-elo, dan dengan bahasa yang ga baku-baku banget. Sekali-kali santai lah ya, galau mulu sih gue kerjaannya, apalagi kalau turun ujan, beuuhh...
Berbicara tentang 'Bahasa', kebetulan--bukan, ga ada kebetulan di dunia ini. Gue orang Jawa asli, nyokap-bokap asli Banjarnegara, Jawa Tengah. Banjarnegara itu letaknya diperbatasan, perbatasan Banyumas dan Wonosobo. Agak-agak labil bahasanya, dan Bahasa Ngapak itu basic buat gue. Tau kan Bahasa Ngapak? Bahasa medok khas Banyumas (bukan Tegal), sampai hari ini gue masih gunakan dan ga akan pernah lupa meski sudah di Jakarta. (asik kan gue)
Karena di perbatasan, jadi bahasa kita agak rancu. Ada yang ngapak banget, ada juga yang sudah 'terkontaminasi' bahasa Wonosobo. Wonosobo itu udah mulai halus bahasanya, ya itu, batasnya ada di daerah gue. Dari Banjarnegara ke barat udah mulai ngapak, kalau ke timur (which is Wonosobo-Solo-Jogja) udah mulai halus.
(bingung dah sono)
Gue sendiri, selain Bahasa Indonesia yang sudah fasih banget, bahasa Jawa gue juga udah nyampur-nyampur. Basic-nya ngapak, ada pengaruh dari Wonosobo juga, dan sekarang sehari-harinya ketemu bos yang orang Semarang. Orang yang aktif di Twitter pasti udah tau kadang gue nulis pake Bahasa Jawa, itu udah lumayan halus. Beda kalau ketemu sama satu akun ngapak, gue akan otomatis balik ke bahasa asal. Hei, gue punya banyak bahasa.
Suka kangen pengen pulang kampung kalo udah liat satu akun ngapak itu, maklum cuma pulang setahun sekali. Kalau udah homesick parah biasanya suka kesel, antara kangen dan ga bisa pulang. Pengen nendang satu orang juga, dia bolak-balik Jakarta-Wonosobo sering banget dan apapun yang dia bilang pasti bikin otak panas. (lirik tajam ke cowok sipit yang suka ngata-ngatain Liverpool). Dia belum tau rasanya ditendang pake perasaan kayaknya (sempet banget ya nulis beginian).
Oke, sebelum bahasan melenceng ke dia, mari kembali ke jalan yang benar. Bahasa Indonesia fasih lah pasti, bahasa Jawa oke, meski agak durhaka kalo menyangkut aksara Jawa, kromo alus, kromo inggil. Semoga diampuni, termasuk muka yang katanya Batak. Bahasa Inggris, yes-no doang mah kecil. Apalagi kalau 'i love you', gue hafal di luar kepala. Bahasa-bahasa itu belum termasuk Bahasa Tubuh, Bahasa Kalbu, Bahasa Isyarat, juga bahasa kalau lagi galau. Semuanya beda.
Udah, itu doang. Penting ga penting ya terserah gue, lha wong gue yang nulis. Dibaca ya syukur, ga dibaca juga ga dosa kan? (dikepruk massal).
Pokoke, ngapak wis ngalir lan nandes balung. Bahasa Indonesia udah nyatu sama nafas, bahasa kalbu hanya gue yang tau. Bahasa baku dipake buat galau, bahasa Jawa dipake buat nyepik.
Ojo wani-wani metu seko atiku, awas kowe.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar