Langkahku melambat pagi ini, tidak lagi terburu-buru mengikuti langkah cepatmu. Tapi bukankah kita akan lebih menikmati perjalanan saat berjalan lambat?
'' Kita tidak sedang di pantai, kereta kita 5 menit lagi berangkat. ''
Kata-katamu tegas, memaksa kakiku terus berlari. Yang tidak kamu tahu, saat itu kaki kiriku baru saja tergelincir dan sedikit bengkak. Aku diam, aku juga tahu kalau aku akan baik-baik saja selama kamu tak jauh dariku. Berlari, menerobos kerumunan orang di stasiun, hingga pada akhirnya, kita hanya mendapat tempat di depan pintu. Melantai berdua dan kita masih saja tertawa karena tepat waktu, karena rencana kita akan berjalan sesuai jadwal.
'' Kakimu sakit? Ini bengkak, sejak kapan? ''
Sejak adegan kejar mengejar kereta kita kemarin, ketika matamu menatap lurus tujuan kita, sebelum genggamanmu megencang saat menarikku di tengah keramaian.
Langkahku masih lambat, meski kakiku tidak tergelincir, meski di depanku tidak ada kerumunan manusia yang harus kuterobos. Meski aku tidak sedang di pantai, meski catatan jadwal rencana tidak sedang kucemaskan.
Aku harus mendengarnya, kalimat singkat namun tegas keluar dari mulutmu. Agar aku ingat waktu di mana hanya satu menit, bisa mengacaukan seluruh rencana, bisa menunda dua jam kedatangan kita di pulau sebrang.
'' Hanya seminggu, oke? ''
Aku akan menunggumu.
(Mr. Backpacker)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar