Sabtu, 11 Februari 2012

Pecundang

Ponselku belum juga menampilkan namamu di layarnya, tidak ada pesan ataupun telepon yang masuk berasal dari nomermu.

Sebesar apa kemarahanmu? Sedalam apa kekecewaanmu hingga tidak ada niat untuk menanyakan kabarku? Menjejakkan kaki di Jakarta kembali, meninggalkan kamu dan mantan kekasihmu di kotanya, membiarkan diri menjadi pecundang, lalu mengharapkanmu menerima seperti semuanya baik-baik saja. Aku menyesal, tidak ada yang baik-baik saja di sini.

'' Maaf, '' tulisku di pesan pertama. Aku juga sudah menduga tak akan ada balasan, apakah perlu aku kembali ke Semarang untuk meminta maaf?

Langkahku kembali melambat, menyusuri jembatan menuju halte TransJakarta dengan wajah lesu seperti kepulangan kita pada perjalanan-perjalanan lain. Tersenyum seadanya pada petugas loket lalu menyesaki bus warna orange dengan ransel-ransel besar kita, setidaknya ini akan menyenangkan kalau ada kamu di sampingku.

'' I miss you..., '' tulisku lagi. Pesan terakhir sebelum TransJakarta mengantarku ke rumah, ke tujuan akhir dari semua tempat yang tertulis di notes kecilmu, ke tempat yang menjadi alasan kita melakukan perjalanan jauh... Agar kita bisa merindukannya.

'' I miss you too... , ''


(Mr. Backpacker)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar