Jumat, 10 Februari 2012

Ragu

Ada yang berbeda dengan kepulanganku sore ini, aku sendirian. Tanpa kamu di sisiku, tanpa bahumu yang siap sedia menumpu kepalaku.

Aku terlalu rapuh, keputusanku meninggalkan Semarang adalah kesalahan. Tapi terlambat, busku sudah tidak mungkin memutar kembali setelah memasuki propinsi Jawa Barat. Aku cemburu.

'' Kamu cemburu padanya, bukan? ''

Iya, benar. Aku cemburu padanya, entah apa yang dia lakukan, hanya saja pertahananku lemah melihat wanita itu. Begitu sempurna, wanita impian. Aku merasa seperti sedang dibandingkan saat berdekatan dengannya, tutur kata lembut khas keturunan darah birunya saja sudah membuatku kecil hati.

'' Mengertilah, kita berdua sudah berakhir, '' ujarmu saat berusaha menahan kepulanganku sore ini.
Memang benar, kalian sudah berakhir, tapi mulut tak sejujur mata. Aku melihatnya, benar-benar melihatnya. Rasa rindu, cinta, rasa ingin memiliki kembali, rasa kehilangan yang terobati, lalu rasa kecewa ketika tanganmu menggenggam tanganku. Matanya seperti mata wanita-wanita lain, sama seperti mataku.
Aku bisa membacanya, aku bisa merasakan aura berbeda memancar dari wajahnya.

Kamu laki-laki, kamu tidak akan mengerti seperti halnya semua laki-laki lain.

'' Kamu percaya padaku, bukan? ''

Percaya. Tapi ini bukan tentang kamu, ini hanya mengenai hatiku yang belum seteguh keyakinanmu. Aku percaya padamu, aku hanya belum percaya pada diriku sendiri. Aku ragu, aku takut rasa cintaku sebenarnya tidak sebesar yang kupikirkan.


(Mr. Backpacker)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar