Minggu, 19 Februari 2012

Menoreh

Kita berdiri di puncak bukit hijau, dengan rumput liar menelusup melalui celah antara celana panjang dan sepatuku.

'' Ini surga, '' katamu sambil mengangkat kedua tangan lebar-lebar. Matamu menutup dan tarikan napasmu terdengar melegakan, kamu memang selalu mengatakan satu kalimat itu di setiap perjalanan kita. Surgamu tak sulit ditemukan dan tak terhitung jumlahnya.

Ada hijau menyelimuti seluruh pandangan, dengan sejuk angin mengisi tiap-tiap titik pori-pori. Ada kamu di sisiku, ada kita, hanya kita berdua.

'' Sudah kubilang, kedai kopi itu belum seberapa. Lihat? '' serumu memenuhi lembah dengan hamparan pohon teh. '' Menoreh! ''

Iya, Menoreh. Magelang, hanya beberapa jam dari Jogjakarta, kota impian kita yang kedua. Ada mimpi yang kamu tanam di kota itu, tentang keluarga, tentang rumah Jawa berhalaman luas untuk anak-anak kita.

'' Kamu suka tempat ini? Kita tidak perlu kembali ke Jakarta kalau kamu krasan di sini, '' lanjutmu. Apa yang tidak kamu tawarkan untukku? Tak maukah kamu menuntutku sesuatu untuk membayarnya?


(Mr. Backpacker)

2 komentar: