Lagi, bicara tentang diri sendiri. Tadinya cuma iseng, tapi kepancing juga pengen nulis lebih panjang dari sekedar 140 karakter.
Awalnya, gue ngomongin tentang teman dunia maya. Ujung-ujungnya kepikiran juga kalau gue gak pernah kasih tau Id Twitter gue ke teman dunia nyata, sederhana sih; pengen punya dunia yang orang sama sekali gak kenal gue siapa. Dan Twitter tempat yang tepat, gue bisa milih siapapun buat jadi temen, juga milih tombol 'Block' untuk siapapun juga.
Di sini dua dunia terbentuk, jelas banget gue memberi batasan pada dunia-dunia itu. Gue punya dunia nyata, dan dunia maya.
Dunia nyata adalah realita yang sedang gue jalani, gue kerjakan dan kenyataan yang gak bisa dihindari. Gue di dunia nyata adalah raga utuh; sebagai anak, sebagai teman, sebagai pekerja, sebagai manusia.
Sedang di dunia maya, gue hanya berbentuk tulisan dan foto kecil (narsis). Tapi, dalam tulisan-tulisan itulah gue muncul dengan sisi-sisi lain. Sisi yang gak pernah ada di dunia nyata, sisi yang gak mungkin diperlihatkan pada orang-orang di sana.
Sebut gue katak, kura-kura ataupun buaya karena dua dunia tersebut. Gue punya realita yang harus dijalani tanpa bisa sign out beberapa jam, ada kehidupan nyata, ada bumi yang terus berputar dan dipijak. Ibaratnya gue udah kecebur, kepalang basah, dan sedang mempertahankan diri biar gak mati tenggelam.
Tapi sekarang gue punya dunia baru; dunia maya, dunia yang bernyawa dari koneksi internet dan pulsa tentunya. Dunia lain seperti wujud daratan tempat gue duduk nanti, tempat gue berdiri tanpa takut mati tenggelam. Gue bertemu teman baru, guru baru, orang-orang optimis, dan menemukan mimpi.
Gue belajar untuk punya tujuan dari sebuah perjalanan, menikmati proses, bertahan, juga belajar menghadapi pesimisme--ketidak-mungkinan. Bahwa selalu ada jalan untuk siapa yang mencari. Gue bisa bermimpi, dan gue akan cari cara untuk segera terjaga dan menggapainya.
Gagal dan berhasil adalah milik orang-orang yang mencoba.
Gue bukan bermuka dua, hanya saja terlalu banyak sisi yang sulit mencampurnya menjadi satu adonan.
Gue adalah seorang pendiam di dunia nyata, sebagian orang lebih suka menyebut 'Sombong' karena (mungkin) wajah yang serius; cara berjalan yang terburu-buru; ataupun pelit bicara dan senyum. FYI aja, selain tempo bicara gue yang kecepetan, juga karena gue terlahir sebagai 'Listener' sejati.
Dunia maya? Jangan tanya. 'Petakilan' adalah kata yang pas, bisa dibilang sisi malu-maluin gue ada dalam paket lengkap. Tapi lagi-lagi, gue punya mimpi. Gue punya hal yang membuat gue hidup. Menulis.
Jadi para makhluk dunia nyata, ada banyak keriaan yang gak pernah kalian lihat.
Dan para penghuni dunia maya, jangan berekspektasi terlalu tinggi. I'm not that humble, diem-diem gue sedang berguru ke kalian. Thank you, for a lot of lessons you gave. Guys, you are the great teachers with no salary :D
Untuk semua : terima kasih masih setia, masih ada buat gue dengan segala ketertutupan; dengan segala rahasia; dengan semua tingkah menyebalkan gue. There's nothing i can say, but thank you. Thank you very much.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar