Rabu, 25 Januari 2012

Sah!

'' Jadi kita sudah sah menjadi sepasang kekasih? ''

Katanya saat bulan hanya terlihat seperti kail pancing, matanya hanya berjarak 10 cm dari mataku dan hidung mancungnya menempel di hidungku. Aku mengangguk pelan sembari tak henti-hentinya tersenyum mendengar suara berat itu mengatakan cinta, kupagut bibir yang sedari tadi sudah menunggu. Kuusap cambang tipis di antara telinga dan dagu sambil menarik rahangnya sedikit ke depan, aku memang tergila-gila pada pria ini sejak temanku menunjukkan fotonya dua bulan lalu.

Dan sekarang, dia benar-benar menjadi milikku. Berdua di atap gedung apartemennya, dengan dua kursi lipat dan berbotol-botol coke yang telah dibeli sebelumnya. Tampan, anak pengusaha yang memilih menjadi traveler, baik hati, menarik dan begitu menggoda. Betapa beruntung seorang perempuan yatim piatu jebolan panti asuhan yang suka mengotak-atik peralatan elektronik ini, mungkin bulan sudah luluh hatinya setelah berpuluh tahun dirindukan punguk. Atau bulan memohon pada Tuhan-nya untuk bereinkarnasi menjadi punguk juga? Kau salah kaprah, Kirana.

'' Pernah ke Bromo? '' tanyanya setelah bibirnya terlepas dari bibirku, ditariknya tubuhku hingga pelukan di tengah malam itu terasa begitu hangat. Aku menggeleng sambil melingkarkan tanganku ke pinggangnya.

'' Ikutlah denganku, lusa aku berangkat dan aku mau itu menjadi trip kita yang pertama, ya? ''

Kuangkat sedikit kepalaku, menatap mata cokelat yang memantulkan cahaya redup bulan lalu mengangguk pasti untuk kedua kalinya malam ini. Aku tak akan membuang kesempatan bepergian dengannya, terlebih setelah malam ini.
Dia tak akan pernah tahu ada timer yang telah kusetel satu jam lalu di sebuah gedung penuh orang-orang kotor, hanya tinggal menunggu sebentar lagi, dan...BOOM!!
Aku merasakan dentuman sesaat setelah kami kembali berpagut, getaran lemah terasa dari jarak berpuluh kilometer jauhnya, getaran yang sudah familiar ditiap jengkal kulitku. Meledak, menghancurkan manusia-manusia tak berperasaan, mengirim mereka ke kuburan dengan tumpukan dosa yang tak sempat ditebus.

'' Aku senang malam ini kamu ada di sampingku, seperti mimpi '' ujarku. Iya, dan yang paling penting...aku punya alibi.

(#15haringeblog44 #lastday)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar