Aku memunggunginya seolah kami sedang mempertahankan ego masing-masing, ingin sekali berbalik untuk memeluknya sebentar atau sekedar melihat wajahnya.
'' Kau masih di sana? '' tanyaku pelan. Aku takut ketika waktunya aku berbalik dia sudah tidak ada, aku takut kehilangan dia.
'' Iya, aku masih di sini. Tak perlu khawatir '' jawabnya. Aku akan selalu khawatir tentang keberadaannya, tentang hadirnya di sisiku setiap hari.
Kami dipertemukan seminggu yang lalu dan sapaan pertamanya sangatlah memikatku, tutur katanya saat menceritakan perihal tempat kami akan tinggal bersama seperti suntikan obat bius yang menenangkan. Aku suka menatap wajahnya yang selalu tegap menghadap ke depan, lengkungan leher yang ingin sekali kurangkul, juga sentuhan badannya di tubuhku.
Tetapi, kita sering membelakangi seperti ini, menghadap ke arah yang berbeda, berbincang tanpa menatap muka sedikitpun. Rasanya begitu kosong meski hadirnya tak pernah jauh dari tempatku, ingin sekali berteriak pada siang agar cepat berganti malam ketika tiba waktunya kami disatukan.
'' Sebentar lagi genap tiga bulan aku di sini... '' ujarnya yang masih di posisi membelakangiku.
'' Lalu? '' tanyaku menggantung. Aku mendengar desahan napasnya berkali-kali sebelum melanjutkan perkataannya.
'' Artinya, sebentar lagi aku diganti dengan yang baru '' lanjutnya. Aku tertegun mendengarnya, mencoba menafsirkan kata-katanya. '' aku pasti merindukanmu meski sudah di tempat sampah ''
'' Maksudmu? Aku kurang paham, coba jelaskan lagi '' potongku dingin.
'' Pemilik kita akan menggantiku setiap 3 bulan sekali, seperti kamu yang akan diganti saat badanmu menipis, kosong dan tidak berguna ''
Lagi-lagi aku tertegun, aku sudah jatuh cinta dan sama sekali belum siap kehilangannya. Apa itu aturan 3 bulan sekali harus diganti? Toh bukannya sama saja selama tidak digunakan untuk menyikat lantai?
'' Tapi aku membutuhkanmu di sisiku '' rajukku. Ingin sekali aku berbalik kalau saja aku mampu melakukannya.
'' Iya, aku juga. Tapi, Pemilik kita tidak. Dia hanya membeli kita, memanfaatkan dan membuang setelah beberapa lama. Aku menyukaimu, pasta gigiku '' badannya sedikit bergeser, terdengar decitnya saat bergesekan dengan gelas kaca bening tempat kami tinggal selama ini. Sebuah tangan besar menariknya keluar dan membuangnya ke tempat sampah, dialah Pemilik kami yang datang untuk memisahkannya dariku.
Ternyata begini rasanya kehilangan, sakit meski kami hanya sepasang odol dan sikat gini. Aku jatuh cinta padanya, pada semua yang terbentuk di wujudnya. Berada dalam hening kamar mandi, bersahabat dengan air, menciumnya setiap hari saat akan digunakan...aku pasti akan sangat merindukannya, sikat gigiku.
(#15haringeblogFF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar