Senin, 30 Januari 2012

Di Satu Waktu Dari Banyak Lainnya

Kadang waktu seperti terlalu cepat berlalu, hingga menghilangkan detik-detik kosong yang terlewat tanpa kita tahu.

Pernah ada waktu saat wajah malasmu muncul dengan rambut berantakan membuka pintu kaca menuju ke arahku, kamu menjatuhkan badan di atas kursi coffee shop favorit kita lalu menyerobot gelas latte-ku tanpa permisi. Gelasku masih kamu tawan ketika tanganmu mengulurkan ponsel pintarmu dan menunjukkan foto di dalamnya.

'' Green Canyon? '' tanyaku saat menemukan keterangan tempat foto tersebut. Kamu mengangguk sambil terus menyesap kopiku, ada saja hal yang selalu ingin kamu kerjakan. Katamu, alam adalah rumah untuk siapapun yang berjiwa bebas. Terserah, yang pasti kamu adalah satu-satunya tempatku kembali.

'' Aku akan pulang ke manapun aku mau, saat aku merasa nyaman, di situlah rumahku, '' ujarmu dulu.

Kupandangi terus wajah yang masih membuka-buka buku menu, kulitmu sudah tak seputih orang-orang kota lagi. Tapi bagiku, kulit yang sawo matang akibat matahari itu tidak menurunkan kadar ketampananmu sedikitpun.

'' Ikutlah denganku... '' katamu tiba-tiba. Aku terperanjat karena mata itu langsung menangkap pandanganku yang sedari tadi terpaku padamu, ada senyum simpul menghias bibirmu. Sungguh sangat manis. '' Lusa tanggal merah, berarti long weekend. Kita bisa lebih tenang bepergian. ''

Aku terkekeh tidak percaya, jadi untuk ini kamu mengajakku bertemu disaat kamu baru tidur satu jam?

'' Aku sudah baca blog-mu, sepertinya mendaki Krakatau kemarin sangat mengasyikan. Foto-fotonya bagus, '' aku mencoba mengalihkan perhatian, membiarkanmu kesal menunggu jawabanku. '' sepertinya akan baik-baik saja kalau aku tidak ada, kamu tak perlu menjaga siapapun. ''

Kulihat bibirmu mengatup rapat dan rahangmu mengeras, harusnya kamu tahu kalau aku tak akan pernah mau jauh darimu. Dan bukan salahku kalau sifat isengku tiba-tiba muncul ingin menggodamu.

'' Aku mau. '' jawabku dengan senyum lebar. Kamu membalas senyumku sambil bernafas lega lalu mengembalikan gelas latte-ku dengan senyum jahil. Kosong, sial!

Kamu beranjak, mencium keningku sebentar lalu mencuri cium bibirku. '' Aku harap, setiap hari adalah weekend agar kamu tak punya alasan untuk tidak pergi bersamaku. ''

Wajahku merah padam melihat orang di sekitar saling berbisik menyaksikan adegan kita, berbeda denganmu yang santai meninggalkan kafe dengan wajah sumringah.

Kini aku juga sedang ada di kafe yang sama, menunggumu datang, menatap lekat-lekat layar laptopku yang menampilkan halaman blogmu. Menunggu update tulisan khas-mu yang sudah membuatku jatuh cinta padamu, menanti fotomu yang tertawa gembira dengan latar pantai di Karimun Jawa.

(Mr. Backpacker)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar