Minggu, 29 Januari 2012

Mr. Backpacker

Nanti akan ada saat ketika kita hanya berdua yang terlihat kusut dengan kostum apa adanya, melantai di terminal atau menyendiri berdua di pojokan stasiun.
Kamu dengan jaket yang selalu membalut tubuh meski udara sangat panas, aku dengan kaus putih dan celana panjang seperti biasa. Aku akan terus memeluk ranselku, sedang kamu tak henti-hentinya menjepretkan kamera pada keramaian di sekitar.
Aku suka cara kita menghabiskan waktu bersama, dengan sedikit nyali dan satu kota yang hanya terpikirkan sepintas di kepala.
Aku suka caramu menjagaku di tengah hiruk manusia dalam ular besi panjang yang merayap berasap di jalannya.

'' Jangan jauh-jauh '' katamu sambil terus mengapit jari jemari yang mulai basah karena keringat. Aku selalu menunggu kata-kata itu, kalimat sederhana yang selalu dapat menahanku. Aku tak akan pernah bisa jauh darimu, awan tak akan berani menjauh dari angin. Aku ingin terus bergerak mengikutimu, ke manapun kamu bertiup.

Akan ada masa ketika hujan menghentikan langkah kita, ketika tetes air memaksa dua manusia berteduh di emperan tanpa keluh. Iya, kita hanya dua manusia yang sedang mengembara.
Kamu akan memeriksa Lonely Planet-mu dengan serius, sementara aku akan sibuk bertanya.
Akan ada masa ketika kita tersesat berdua, menghela napas lelah lalu kembali menyusuri jalan yang sama untuk kembali. Kita akan terus tersesat untuk belajar, belajar mencari jalan yang sesuai arah tujuan, belajar kembali menapaki kesalahan untuk memelajarinya, belajar tetap bersama meski ego kita sudah tak mau lagi berkompromi.

Lalu, akan ada masa di mana rasa puas melanda di ujung hari saat raga kembali ke titik awal perjalanan kita, aku masih menggenggam tanganmu, kita masih dengan kekusutan yang sama, dan kita masih tetap berdua.

'' Tetap bersamaku '' ujarmu setelah kaki kita menjejak lagi di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar