Senin, 30 Januari 2012

Soto Koya

'' Soto koya aja, '' ujarmu pada ibu-ibu penmilik rumah makan. Malam begitu dingin sampai sarung tanganku tidak mampu menahan angin yang memaksa masuk menyapu kulitku.

Penginapan kami tampak begitu menyebalkan hingga kami tidak betah duduk di dalamnya, sebenarnya itu hanya alasan kami yang ingin berjalan-jalan sebelum pagi buta nanti akan melanjutkan ke puncak Bromo, tapi apa daya hanya sampai di tempat makan pinggir jalan yang masih buka.
Cepat kutarik kursi plastik di tempat paling dalam untuk menghindari angin, disusul dia yang langsung duduk di sampingku.

'' Aku hanya akan bertahan setengah jam kalau dinginnya kaya gini, '' celetukku sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. Dia melepas shawl abu-abu yang membelit lehernya lalu memakaikannya di kepalaku. '' oke, sekarang aku kaya perampok. '' candaku melihat hasil karyanya, shawlnya dibelitkan ke kepalaku dan membuatku terlihat seperti mumi gagal.

'' Mau coba punyaku? '' tawarnya. Kulihat mangkuknya penuh dengan mie instant lengkap dengan sayur dan telur. Aku yang hanya memesan teh manis panas langsung menyesal melihat penampakan makanan di depanku. Aku menggeleng dan membiarkan perutku keroncongan.

'' Nanti malem ga boleh ada yang ganggu orang tidur gara-gara kelaparan yaa...'' tambahnya.

'' Ih, kok gitu? Tega banget '' protesku. Dia tertawa selagi mulutnya penuh makanan, sedang aku puas dengan teh manis panasku. '' gak mau ikut lagi besok-besok, biarin deh ngelembur di kantor. Di sana mending gak kelaparan. ''

Dia melirik sebentar, tanpa respon apapun dia kembali melahap mie yang cuma tinggal separuh.

'' Ini, Mbak, soto koyanya. Maaf telat, tadi gasnya habis jadi agak lama. Maaf sekali lagi, silakan...'' tiba-tiba ibu pemilik rumah makan menyodorkan mangkuk dengan isi yang sama, hampir saja aku menangis bahagia di depan semangkuk mie instant.

'' Kamu tahu? Daripada lembur di kantor, aku lebih ikhlas kalau kamu kedinginan di sampingku. Gak peduli rupamu kaya mumi atau vampie Cina '' , bisiknya sambil diam-diam mencium pipiku dan menggenggam tanganku di bawah meja.
Tanpa sepengetahuanku, ternyata dia sudah memesan dua mangkuk soto koya dan segaja menggodaku agar aku kesal.


(bayar utang FF sama Mbak @wangi_MS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar