Rabu, 18 Januari 2012

Masa Lalu, Tulisku

Jakarta, 19 Januari 2012
Untuk kamu, di sana

Selamat dini hari, malam berlalu terlalu cepat, bukan? Harusnya aku sudah lelap, tapi jari-jemariku memaksa menulis ini. Mencoba mengusir insomnia dengan memikirkan banyak kata untukmu, berharap kau suka saat membacanya nanti.
Aku sudah cukup menunggu hadirmu, sejak perpisahan kita, sejak terakhir senyum itu menyimpul nyata di depan mataku. Aku pikir, itu sudah lama sekali. Entah, mungkin sehariku bukan 24 jam lagi, tapi 33 jam. Lama sekali.

Kapan kamu pulang? Kapan kamu kembali? Kapan kamu menampakkan wujudmu di hadapanku lagi? Aku mulai rindu jabatan tanganmu, aku mulai menginginkan hangat kulitnya di kulitku. Kapan aku bisa merasakannya seperti dulu? Seperti saat kita belum benar-benar mengenal dia. Jangan paksa aku menyebut nama, kamu tahu persis berapa luka yang terbuka meski hanya menyebut namanya.

Dan malam sudah benar-benar berakhir, dini hari sudah tergantikan fajar. Aku masih ingin merangkai beberapa kata lagi, aku harap kamu belum bosan membacanya.
Jangan terpuruk karena salah di masa lalu kita, aku sudah memaafkanmu. Aku suka melihatmu merasa bersalah, dulu. Sekarang, aku lebih menyukaimu jika tak ada sinar sedih yang memancar, aku sangat membencinya.

Matahari di sini mulai meninggi, dan aku belum juga berniat mengakhiri suratku. Sudah bosan? :D
Lain waktu, boleh aku lanjutkan suratku? Melanjutkan kebosananmu dengan tulisanku, mungkin? Atau sekedar mengingatkanmu kalau amarahku sudah benar-benar musnah?
Baik-baik di sana, selamat pagi, selamat melepas dini hari.

Salam hangatku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar