Senjaku sedang dirundung kelabu, siluet-siluet tentangmu memudar. Ada kisah di balik senja berkabut, ada tawa dalam hangat sore, juga ada tangis dalam lukisan awan.
Ini tentangmu, tentang rasaku, tentang bukan dua orang yang tak sengaja bertemu. Bunga-bunga dalam perutku menggeliat, orang bilang itu kupu-kupu. Tapi, bukankah hidup kupu-kupu hanya sebentar?
Serasa hanya ada dirimu, seperti alunan melodi paling merdu di muka bumi. Dulu.
Mungkin ini hanya tentang perasaanku, hal yang kamu tak pernah miliki untukku. Tentang gejolak yang menggelitik akal sehat, tentang angan-angan menyesatkan. Ah, omong kosong!
Senjaku memang sedang kelabu, jinggaku memucat. Angin menerbangkan semua garis-garis senyum wajahmu, dan hanya tertinggal arsiran bayang awan saja. Bisa ku ulangi melukis, mungkin Tuhan bersedia membantu? Mungkin ada awalan baru, atau beri saja aku sketsa wajah pilihan-Mu. Aku akan warnai dengan warna senja, jingga.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar